Rabu, 13 Juli 2011

SEMU


Kami masih seperti dulu
Seperti orde lama dan orde baru
Tak berani menulis kejujuran sebagai prasasti perlawanan
Takut menuntut keadilan
Karena hukum di negara ini palsu
Dan aparatnya adalah semu abu-abu
Kami masih seperti dulu
Seperti zaman teknologi belum maju
Kami tetap bergigi kuning berlubang-lubang
Dengan badan hitam mengkilap dengan tulang rusuk jelas menantang
Tak ada uang dan kehormatan tuk nikmati kesehatan dan makanan
Mereka yang duduk di balik meja bertulis penguasa
Menelan bulat-bulat rezeki kami
Kemudian membuang kotoran sampahnya di depan rumah kami
Kami masih seperti dulu
Seperti saat nyawa manusia di samakan dengan nyawa kutu
Intelektual pelurus pemerintahan harus mencicipi jeruji besi
Kaum-kaum bersalah dibasmi tanpa pernah di adili
Pencuri ayam di jadikan pembuktian hukum masih berdiri
Tapi tikus berdasi dibiarkan berjalan dengan pantat menungging, perut membuncit
Dan pengadilan diam seribu bahasa saat duit menjadi balas jasa
Mereka masih sama
Seperti ketika Soekarno dan Soeharto berkuasa
Mengumpulkan sekutu-sekutu untuk membangun kerajaan kehormatan
Penjilat-penjilat berdatangan dengan muka dibuat senaif-naifnya
Sumpah dan janji hanyalah permainan lidah bercabang
Rakyat jelata dipandang sebagai lahan mencari kehormatan dan kekayaan
Mereka masih sama
Bermanis bibir saat ada maunya
Melahirkan kucing belang tiga untuk membasmi tikus berdasi
Malah di potong habis semua cakarnya
Dikebiri juga kelaminnya
Lalu…
Kami tetap saja tak berani berteriak lantang
Kami takut,
Bisa-bisa malah nanti kami dicekik hingga tak bisa bernafas
Kami tetap saja tak berani mengatakan sebenarnya
Kami takut,
Bisa-bisa kami mati sebelum bisa melihat anak menjadi dewasa
Jangan-jangan ini bukan negeri kita
Tapi negeri aku dan kamu
Yang tema ceritanya masih sama dari dekade ke dekade
Tetapi dengan lakon berbeda
Dimana semuanya hanyalah kebohongan
Dan kemakmuran hanyalan slogan
Negeri ini semu…

0 komentar:

Posting Komentar

prev next