Rabu, 13 Juli 2011

Sampah Masa Lalu 3

 …hemmh…waktu berlalu begitu saja, begitu juga dengan benci yang sempat ku ucap padamu. Semuanya digantikan rindu akan hadirmu. Aku ingin berbicara denganmu tentang mimpi-mimpiku, karena dirimulah yang membuat aku berani bermimpi pada tempat yang semestinya. Karenamu juga aku memiliki perhitungan matematis terhadap perjalanan yang akan aku lewati. Mengurangi ini dan itu, menambah ini dan itu, begitulah kau mengajariku. Allah memang memiliki cara yang unik untuk membuat seseorang memiliki pribadi yang berbeda. Begitulah aku sekarang, berani mengakui bahwa aku memiliki mental pantang menyerah, meskipun tidak sepenuhnya dari diriku seperti itu.
Setelah apa yang aku raih di UTS kali ini, sedikit mengejutkan juga, pada pelajaran yang menurutku akan mendapat nilai memuaskan malah hanya cukup, sementara pada pelajaran yang menurut perhitunganku akan mendapat nilai yang jelek malah mendapat nilai yang bagiku bagus. Meskipun dari sekian banyak nilai aku tidak mendapat A, akan aku usahakan UAS besok. Ya…kata teman-teman, memang berat, tapi mau bagaimana lagi, kau tahu kan keluargaku sudah sangat berantakan, dan apalagi yang bisa dibanggakan orangtuaku kalau bukan prestasiku. Lagipula, aku ingin bersaing dengan kau yang di sana, bukan berarti anak farmasi lebih unggul dari anak peternakan. Dunia ini milik bersama, semuanya boleh bersaing dan mengungguli dengan cara yang sehat.
Tiba-tiba, aku ingin tahu keadaanmu di sana, yah, meskipun sudah kesepakatan kita untuk tidak saling tahu. Aku ingin tahu bagaimana nilaimu di sana, bagaimana pelajaranmu di sana, bagaimana kabar kekasih dan hubunganmu dengan dia. Aku ingin tahu mimpi-mimpi barumu selain Jerman.
Kita tak pernah mengerti bagaimana esok hari akan memberikan kejutan. Tapi aku di sini bersama semangat yang kembang kempis, aku ingin kau melihatku yang berada jauh di sini, dan mengakui keberadaanku yang memiliki arti bukan hanya sekedar ada. Ini bukan sebuah janji, tapi sebuah motivasi untuk diriku berprestasi, aku ingin bersaing denganmu, di dunia sebenarnya. Aku sudah memiliki mimpi-mimpi yang di mulai dari untuk diriku sendiri, hingga untuk dunia. Bagaimana denganmu? Apa hanya keluarga dan kekasihmu yang kau pikirkan? Di kampusku aku di ajari untuk berpikiran terbuka dan mau menerima pada apa yang ada. Dan menacri kebutuham yang belum ada. Bagaimana denganmu?
Mungkin takkan pernah aku tahu jawabnya, aku katakan aku tidak butuh! Karena ini hanya rasa rindu yang menipu, menutupi keberadaan teman-teman di sekitarku, yang setengah mati membujukku untuk segera bangun dari mimpi masa lalu. Ya…aku telah mulai hidup baru, meskipun bayangan penyesalanku kepadamu selalu ada di hari-hariku. Tapi setidaknya aku telah beranjak meskipun hanya sejenak di setiap harinya. Tapi suatu saat aku akan pergi meninggalkanmu sepenuhnya tanpa sedikitpun merindukanmu. Seperti tak ada seorangpun yang merindukan badai.
Aku akan berjalan dengan teman, sahabat dan keluargaku. Aku akan berkarya dengan semangatku. Dan berprestasi dengan teman-temanku. Kau sanggup menghadang semangat baruku? Tidak! Karena meskipun aku sendiri dan pelan, tapi jalanku mulai pasti. Selamat tinggal masa lalu…aku kini memiliki semangat baru.
Tujuan dan mimpi baru jangan lelah menantiku ya…

0 komentar:

Posting Komentar

prev next