Rabu, 13 Juli 2011

NASI AKING DAN AIR TAJIN

Jangan hanya membiarkan aku makan nasi aking setiap
Beri aku sayuran hijau dan buah berwarna-warni sekali-kali, Tuan
Ooh…terlalu berlebihan ya..
Aku merubah perkataanku
Beri saja aku nasi putih pulen dan tahu tempe
Biarkan aku memakannya dengan lahap Tuan
Barang sekali saja
Karena setelah ini aku membanting tulang hanya untuk sesuap nasi aking lagi
Jangan hanya membiarkan aku minum tajin setiap hari
Beri aku susu murni dan kopi Arabica sekali-kali, Tuan
Ooh…masih teralu berlebihan ya…
Aku rubah lagi ucapanku
Beri saja aku teh rusak sisa pabrik
Biarkan aku meminumnya dengan cepat Tuan
Karena setelah ini aku minum dari kali belakang rumah
Karena tak ada uang untuk beli air bersih
Seperti yang sudah-sudah
Tuan terlalu bimbang
Untuk memakmurkan kami atau megenyangkan diri sendiri
Kembalilah Tuan
Kembalilah berpaling dari kami tuk yang kesekian kali
Karena kami hanya sekawanan petani dan nelayan
Tak memiliki ilmu dan kehormatan tuk mencuri perhatianmu dengan jilatan menjijikkan
Atau bahkan menggelorakan perlawanan menuntut keadilan
Datanglah Tuan
Datanglah pada pesta kekuasaan yang membuatmu lalai
Karena kami hanya suara-suara kosong dan hampa
Tak memiliki daya yang cukup untuk berteriak
Meneriakkan kemelaratan kami yang kian menjadi
Tuan…
Setelah demikian lama negeri ini berjalan
Kapan aku tak lagi makan nasi aking dan minum air kali
Kapan kardus-kardus bekas itu diganti kasur empuk dari kapuk
Setelah demikian lama kami melarat
Kami setuju untuk berbisik-bisik pelan
Karena takut dikatakan memfitnah dan jadi tahanan
Kami berbisik bertanya
Prilakumu semua itu tanggung jawab atau hanya jawaban yang nanggung, Tuan?

0 komentar:

Posting Komentar

prev next