Rabu, 13 Juli 2011

Kisah Yang Lain 3

Pada suatu kisah :
maaf aku melakukan tindakan konyol lagi, aku yakin kamu tahu aku hanya berbohong. Walau ini hari yang suci, aku tersinggung dengan kata-katamu yang merendahkan. Bukankah dulu kau berkata telah memaafkan, atau barangkali itu hanya pemanis bibir saja agar aku segera enyah dari hidupmu. Aku tak ingin berburuk sangka lagi padamu, karena cukup bagiku semua ini. Semoga secepatnya, hal buruk dirimu segera kulupakan, dan saat bertemu lagi tak ada kesal dan sesal di hati. Maaf tindakan konyolku malam tadi, aku hanya ingin kau tak lagi menghubungiku, apapun keperluannya. Aku sudah cukup menderita dengan berbulan-bulan penyesalan yang hingga sekarang pun tak kunjung usai.
Sebenarnya sering aku menyudahi penyesalan dan mulai bertindak nyata penuh arti. Tapi setiap tindakan ini mulai benar dan mulai berjalan semestinya, beberapa hal dari setiap hal yang kau miliki kembali mengingatkanku padamu dan penyesalanku. Aku harus mulai lagi setelah itu, begitu seterusnya, hingga sekarang aku menulis catatan ini. Dan jika kau datang lagi, aku tak tahu apa yang akan terjadi, aku tak mau menjadi pak wayan dalam novel perahu kertas karangan Dee, yang 10 hingga 20 tahun berlalu tapi tetap menyesal.
Sekali lagi maaf, jangan hubungi lagi, aku sekarang tak mau tahu lagi semua hal tentang dirimu dan duniamu, begitu juga sahabat-sahabatmu. Cukup masalah antara kita berdua saja, tak usah membawa aku ke dalam masalah-masalah kebencian dengan sahabat-sahabatmu. Beritahu mereka, tolong….
Kapanpun itu, kepentingan apapun itu, tak usah lagi menghubungiku, bahkan jika kau bisa, jangan pernah lagi menemuiku atau bertemu denganku. Dan aku pun akan menuruti semua inginmu yang lalu. Cukup sampai di sini, cerita dan masalah kita dibawa waktu. Selamat tinggal…

0 komentar:

Posting Komentar

prev next