Rabu, 13 Juli 2011

KENANGANKU PADA KISAH KITA

Kau tawarkan secangkir teh hangat
Ketika kita duduk berdua di teras rumahmu
Pandangan kita malu-malu bertukar bergantian
Dingin terasa lewat tanpa sopan mengganggu kemesraan
Hasil karya mendung pekat di ujung barat
Kau mengerti
Selama ini dingin meninggalkan jejak kelam untukku
Jejak perih, sedih dan sepi sendiri
Penuh kasih dan lembut kau pegang tanganku
Seakan kau tak mau aku merasa sepi lagi
Kasihku…
Selama kau disisiku hanya kehangatan yang kurasa
Simpul-simpul senyum di wajah manismu
Telah mengusir hawa dingin
Sayangku…
Candamu tak henti-hentinya menghibur hatiku
Penuh cinta tulus kau ceritakan padaku tentang hidupmu
Gerimis pertama jatuh tepat di pipimu
Kau izinkan aku untuk menghapusnya
Hangat dan mesra kala itu
Terlalu nyaman untukku
Ketika senandung lagu cinta kau lantunkan merdu di telingaku
Aku terlalu bahagia dan terlalu mempercayai bahagia
Hingga terlelap aku dalam pangkuanmu
Entah berapa lama aku tertidur di sana
Di peluk imaji dan nafsu
Aku telah lupa terakhir kali aku memandang wajahmu
Ketika aku membuka mataku karena rindu akan dirimu
Kau telah bergandeng tangan dengan seorang pria
Dia yang mampu memberimu kebijaksanaan
Dia yang mampu membuatmu paham arti kehidupan
Dia yang sanggup mengertikanmu sepenuhnya
Dan dia yang mampu memberi pengertian cinta dengan benar
Aku hanya bisa melihat kalian berdua di sini
Di celah tebing terjal tempatku memulai kembali
Menyesali keberadaanku yang tak faham dengan malu
Dan tak pernah tahu diri
Kembali memulai saat bulan purnama merah muncul malu-malu
Semenjak itu
Kulantunkan lagu untuk menghibur jiwa yang tersiksa
Untuk sementara biarlah tetap seperti ini

0 komentar:

Posting Komentar

prev next